Surat Untukmu Sahabatku
Tak terasa 4 tahun aku memendam rasa itu, rasa yang ingin segera kuselesaikan tanpa harus mengorbankan perasaan aku atau dirimu. Seperti yang engkau tahu, aku selalu berusaha menjauh darimu, aku selalu berusaha tidak acuh padamu. Saat di depanmu, aku ingin tetap berlaku dengan normal walau perlu usaha untuk mencapainya.
Takukah engkau wahai yang mampu melumpuhkan hatiku ? Entah mengapa aku dengan mudah berkata “cinta” kepada mereka yang tak kucintai namun kepadamu, lisan ini seolah terkunci. Dan aku merasa beruntung untuk tidak pernah berkata bahwa aku mencintaimu, walau aku teramat sakit saat mengetahui bahwa aku bukanlah mereka yang engkau cintai walaupun itu hanya sebagian dari prasangkaku. Jika boleh aku beralasan, mungkin aku cuma takut engkau akan menjadi “illah” bagiku, karena itu aku mencoba untuk mengurung rasa itu jauh ke dalam, mendorong lagi, dan lagi hingga yang terjadi adalah tolakan-tolakan¬ dan lonjakan yang membuatku semakin tidak mengerti.
Sakit hatiku memang saat prasangkaku berbicara bahwa engkau mencintai dia dan tak ada aku dalam kamus cintamu, sakit memang, sakit terasa dan begitu amat perih. Namun 1000 kali rasa itu lebih baik saat aku mengerti bahwa senyummu adalah sesuatu yang berarti bagiku. Ketentramanmu adalah buah cinta yang amat teramat mendekap hatiku, dan aku mengerti bahwa aku harus mengalah.
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku,andai aku boleh berdoa kepada ALLAH,mungkin aku ingin meminta agar ALLAH membalikkan sang waktu agar aku mampu mengedit saat-saat pertemuan itu hingga tak ada tatapan pertama itu yang membuat hati ini terus mengingatmu. Jarang aku memandang wanita, namun satu pandangan saja mampu meluluhkan bahkan melumpuhkan hati ini.Andai aku buta,tentu itu lebih baik daripada harus kembali lumpuh seperti ini.
Banyak lembaran buku yang telah kutelusuri, banyak teman yang telah kumintai pendapat. Sebahagian mendorongku untuk mengakhiri segala prasangka tentangmu tentang dia karena sebahagian prasangka adalah suatu kesalahan,merek¬ a memintaku untuk membuka tabir lisan ini juga untuk menutup semua rasa prasangmu terhadapku. Namun di titik yang lain ada dorongan yang begitu kuat untuk tetap menahan rasa yang terlalu awal yang telah tertancap dihati ini dan membukanya saat waktu yang indah yang telah ditentukan itu (andai itu bukan suatu mimpi).
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku,mungkin aku bukanlah pejantan tangguh yang siap untuk segera menikah denganmu. Masih banyak sisi lain hidup ini yang harus ku kelola dan kutata kembali. Juga kamu wahai yang telah melumpuhkan hatiku, kamu yang dengan halus menolak diriku menurut prasangkaku dengan alasan belum saatnya memikirkan itu. Sungguh aku tidak ingin menanggung beban ini yang akan berujung ke sebuah kefatalan kelak jika hati ini tak mampu kutata, juga aku tidak ingin BERPACARAN denganmu.
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mungkin saat ini hatiku milikmu, namun tak akan kuberikan setitik pun saat-saat ini karena aku telah bertekad dalam diriku bahwa saat-saat indahku hanya akan kuberikan kepada BIDADARI-ku.Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, tolong bantu aku untuk meraih bidadari-ku bila dia bukanmu.
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku,tahukah kamu betapa saat-saat inilah yang paling kutakutkan dalam diriku, jika saja Dia tidak menganugerahi aku dengan setitik rasa malu,tentu aku telah meminangmu bukan sebagai istriku namun sebagai kekasihku.
Andai rasa malu itu tidak pernah ada, tentu aku tidak berusaha menjauhimu.Kada¬ ng aku bingung,apakah penjauhan ini merupakan jalan yang terbaik yang berarti harus mengorbankan ukhuwah diantara kita atau harus mengorbankan iman dan maluku hanya demi hal yang tampak sepele yang demikian itu.
Aku yang tidak mengerti diriku…
Ingin ku meminta kepadamu,sudika¬ h engkau menungguku hingga aku siap dengan tegak meminangmu dan kau pun siap dengan pinanganku?! Namun wahai yang telah melumpuhkan hatiku, kadang aku berpikir semua pasti berlalu dan aku merasa saat-saat ini pun akan segera berlalu, tetapi ada ketakutan dalam diriku bila aku melupakanmu. .. aku takut tak akan pernah lagi menemukan dirimu dalam diri mereka-mereka yang lain.
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, ijinkan aku menutup surat ini dan biarkan waktu berbicara tentang takdir antara kita. Mungkin nanti saat dimana mungkin kau telah menimang cucu-mu dan aku juga demikian, mungkin kita akan saling tersenyum bersama mengingat kisah kita yang tragis ini. Atau mungkin saat kita ditakdirkan untuk merajut jalan menuju keindahan sebahagian dari iman, kita akan tersenyum bersama betapa akhirnya kita berbuka setelah menahan perih rindu yang begitu mengguncang.
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mintalah kepada Tuhan-mu, Tuhan-ku, dan Tuhan semua manusia akhir yang terbaik terhadap kisah kita. Memintalah kepada-Nya agar iman yang tipis ini mampu bertahan, memintalah kepada-Nya agar tetap menetapkan malu ini pada tempatnya.
Wahai engkau yang sekarang kucintai,semoga¬ hal yang terjadi ini bukanlah sebuah DOSA.
Ada kekasih yang membuktikan cintanya dgn jutaan kalimat pujian dan rayuan..
Ada pula dgn sikap nan penuh kasih..
Tak sedikit dgn pngorbanan yang meluluh lantakkan harga diri..
Ada pula dngan menguras tenaga dan materi..
Namun bagiku..
Aku mecintai mu dengan menundukkan wajahku pd mu, bukan karena ku ingin berpaling dr mu, tp krn ku ingin menjaga pandanganmu dr panah2 iblis..
Ku mecintaimu dengan tidak melemah lembutkan suaraku padamu, bukan krn aku ingin menyakitimu, namun krn aku ingin menjaga hatimu dari bisikan syaitan yang menipu..
Ku mencintaimu dengan menjauh darimu, bukan krn ku membencimu, namun krn ku ingin menjaga mu dr khalwat yang menjebak..
Ku mencintaimu dgn menjaga diri mu dan diriku.. Menjaga kesucianmu dan ksucianku.. Menjaga kehormatanmu dan kehormatanku.. Menjaga kebeningan hatimu dan hatiku..
Cinta.. Tak mengapa saat ini kita jauh, krn kelak Allah yang akan menyatukan kita dalam ikatan sucinya..
Karena itu jauh lebih berarti.. Jauh lebih abadi..
Karena ku yakin.. Janji Allah adalah pasti, wanita yang baik hanya untuk laki2 yang baik..
Seperti inilah ku mcintaimu..
Dngn mjaga ksucian diri’ jiwa dan hatiku.. Hanya untuk ku persembahkan pd mu kelak..
Oleh karena itu cinta.. Jaga kesucian cintamu juga hanya untukku..
Rabb.. padaMu ku titipkan cintaku padanya..
Sahabatku, Banyak Luka kau beri, tangis, perih di hati ini, semua ku tahan slama pertemanan kasih sayang kita, aku beruntung, trima kasih skali waktu itu aku pernah mengucapkan rasa ini padamu, tpi kamu menolaknnya :
harusnya aku bersyukur :)
krna itu aku meninggalkanmu lama,
aku harap aku bsa meluangkan waktuku krna kesalahanku itu,
tpi kini kelas.. aku tidak akan terjebak utk mengatakannya kembali sebelum engkau halal bagiku :)
Meski Saat ini engkau tlah jauh, kita sudah beda 180 derajat dari dulu,
Tapi aku yakin, jauh di lubuk hatimu, masih ada namaku.
meskpun hanya seperti butiran darah di aliran hatimu..
Aku sadar, mgkin ini hanya masalah Waktu :)
aku mengetahui, banyak lelaki yang mendekatimu, dan kau pun mencintainya dalam diam..
tau kah ?
Aku di sini, sndiri ?
CEMBURU akan hal itu padamu ..
tidak sdikitpun namaku tertulis di dlam diarymu.. :)
tpi, Aku coba tuk tegar dan kuat ..
di hadapanmu, kita sahabat ..
di hadapanNya kau yang Ku Harapkan,
Ana Uhibbuka Fillah :)
Takukah engkau wahai yang mampu melumpuhkan hatiku ? Entah mengapa aku dengan mudah berkata “cinta” kepada mereka yang tak kucintai namun kepadamu, lisan ini seolah terkunci. Dan aku merasa beruntung untuk tidak pernah berkata bahwa aku mencintaimu, walau aku teramat sakit saat mengetahui bahwa aku bukanlah mereka yang engkau cintai walaupun itu hanya sebagian dari prasangkaku. Jika boleh aku beralasan, mungkin aku cuma takut engkau akan menjadi “illah” bagiku, karena itu aku mencoba untuk mengurung rasa itu jauh ke dalam, mendorong lagi, dan lagi hingga yang terjadi adalah tolakan-tolakan¬ dan lonjakan yang membuatku semakin tidak mengerti.
Sakit hatiku memang saat prasangkaku berbicara bahwa engkau mencintai dia dan tak ada aku dalam kamus cintamu, sakit memang, sakit terasa dan begitu amat perih. Namun 1000 kali rasa itu lebih baik saat aku mengerti bahwa senyummu adalah sesuatu yang berarti bagiku. Ketentramanmu adalah buah cinta yang amat teramat mendekap hatiku, dan aku mengerti bahwa aku harus mengalah.
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku,andai aku boleh berdoa kepada ALLAH,mungkin aku ingin meminta agar ALLAH membalikkan sang waktu agar aku mampu mengedit saat-saat pertemuan itu hingga tak ada tatapan pertama itu yang membuat hati ini terus mengingatmu. Jarang aku memandang wanita, namun satu pandangan saja mampu meluluhkan bahkan melumpuhkan hati ini.Andai aku buta,tentu itu lebih baik daripada harus kembali lumpuh seperti ini.
Banyak lembaran buku yang telah kutelusuri, banyak teman yang telah kumintai pendapat. Sebahagian mendorongku untuk mengakhiri segala prasangka tentangmu tentang dia karena sebahagian prasangka adalah suatu kesalahan,merek¬ a memintaku untuk membuka tabir lisan ini juga untuk menutup semua rasa prasangmu terhadapku. Namun di titik yang lain ada dorongan yang begitu kuat untuk tetap menahan rasa yang terlalu awal yang telah tertancap dihati ini dan membukanya saat waktu yang indah yang telah ditentukan itu (andai itu bukan suatu mimpi).
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku,mungkin aku bukanlah pejantan tangguh yang siap untuk segera menikah denganmu. Masih banyak sisi lain hidup ini yang harus ku kelola dan kutata kembali. Juga kamu wahai yang telah melumpuhkan hatiku, kamu yang dengan halus menolak diriku menurut prasangkaku dengan alasan belum saatnya memikirkan itu. Sungguh aku tidak ingin menanggung beban ini yang akan berujung ke sebuah kefatalan kelak jika hati ini tak mampu kutata, juga aku tidak ingin BERPACARAN denganmu.
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mungkin saat ini hatiku milikmu, namun tak akan kuberikan setitik pun saat-saat ini karena aku telah bertekad dalam diriku bahwa saat-saat indahku hanya akan kuberikan kepada BIDADARI-ku.Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, tolong bantu aku untuk meraih bidadari-ku bila dia bukanmu.
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku,tahukah kamu betapa saat-saat inilah yang paling kutakutkan dalam diriku, jika saja Dia tidak menganugerahi aku dengan setitik rasa malu,tentu aku telah meminangmu bukan sebagai istriku namun sebagai kekasihku.
Andai rasa malu itu tidak pernah ada, tentu aku tidak berusaha menjauhimu.Kada¬ ng aku bingung,apakah penjauhan ini merupakan jalan yang terbaik yang berarti harus mengorbankan ukhuwah diantara kita atau harus mengorbankan iman dan maluku hanya demi hal yang tampak sepele yang demikian itu.
Aku yang tidak mengerti diriku…
Ingin ku meminta kepadamu,sudika¬ h engkau menungguku hingga aku siap dengan tegak meminangmu dan kau pun siap dengan pinanganku?! Namun wahai yang telah melumpuhkan hatiku, kadang aku berpikir semua pasti berlalu dan aku merasa saat-saat ini pun akan segera berlalu, tetapi ada ketakutan dalam diriku bila aku melupakanmu. .. aku takut tak akan pernah lagi menemukan dirimu dalam diri mereka-mereka yang lain.
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, ijinkan aku menutup surat ini dan biarkan waktu berbicara tentang takdir antara kita. Mungkin nanti saat dimana mungkin kau telah menimang cucu-mu dan aku juga demikian, mungkin kita akan saling tersenyum bersama mengingat kisah kita yang tragis ini. Atau mungkin saat kita ditakdirkan untuk merajut jalan menuju keindahan sebahagian dari iman, kita akan tersenyum bersama betapa akhirnya kita berbuka setelah menahan perih rindu yang begitu mengguncang.
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mintalah kepada Tuhan-mu, Tuhan-ku, dan Tuhan semua manusia akhir yang terbaik terhadap kisah kita. Memintalah kepada-Nya agar iman yang tipis ini mampu bertahan, memintalah kepada-Nya agar tetap menetapkan malu ini pada tempatnya.
Wahai engkau yang sekarang kucintai,semoga¬ hal yang terjadi ini bukanlah sebuah DOSA.
Ada kekasih yang membuktikan cintanya dgn jutaan kalimat pujian dan rayuan..
Ada pula dgn sikap nan penuh kasih..
Tak sedikit dgn pngorbanan yang meluluh lantakkan harga diri..
Ada pula dngan menguras tenaga dan materi..
Namun bagiku..
Aku mecintai mu dengan menundukkan wajahku pd mu, bukan karena ku ingin berpaling dr mu, tp krn ku ingin menjaga pandanganmu dr panah2 iblis..
Ku mecintaimu dengan tidak melemah lembutkan suaraku padamu, bukan krn aku ingin menyakitimu, namun krn aku ingin menjaga hatimu dari bisikan syaitan yang menipu..
Ku mencintaimu dengan menjauh darimu, bukan krn ku membencimu, namun krn ku ingin menjaga mu dr khalwat yang menjebak..
Ku mencintaimu dgn menjaga diri mu dan diriku.. Menjaga kesucianmu dan ksucianku.. Menjaga kehormatanmu dan kehormatanku.. Menjaga kebeningan hatimu dan hatiku..
Cinta.. Tak mengapa saat ini kita jauh, krn kelak Allah yang akan menyatukan kita dalam ikatan sucinya..
Karena itu jauh lebih berarti.. Jauh lebih abadi..
Karena ku yakin.. Janji Allah adalah pasti, wanita yang baik hanya untuk laki2 yang baik..
Seperti inilah ku mcintaimu..
Dngn mjaga ksucian diri’ jiwa dan hatiku.. Hanya untuk ku persembahkan pd mu kelak..
Oleh karena itu cinta.. Jaga kesucian cintamu juga hanya untukku..
Rabb.. padaMu ku titipkan cintaku padanya..
Sahabatku, Banyak Luka kau beri, tangis, perih di hati ini, semua ku tahan slama pertemanan kasih sayang kita, aku beruntung, trima kasih skali waktu itu aku pernah mengucapkan rasa ini padamu, tpi kamu menolaknnya :
harusnya aku bersyukur :)
krna itu aku meninggalkanmu lama,
aku harap aku bsa meluangkan waktuku krna kesalahanku itu,
tpi kini kelas.. aku tidak akan terjebak utk mengatakannya kembali sebelum engkau halal bagiku :)
Meski Saat ini engkau tlah jauh, kita sudah beda 180 derajat dari dulu,
Tapi aku yakin, jauh di lubuk hatimu, masih ada namaku.
meskpun hanya seperti butiran darah di aliran hatimu..
Aku sadar, mgkin ini hanya masalah Waktu :)
aku mengetahui, banyak lelaki yang mendekatimu, dan kau pun mencintainya dalam diam..
tau kah ?
Aku di sini, sndiri ?
CEMBURU akan hal itu padamu ..
tidak sdikitpun namaku tertulis di dlam diarymu.. :)
tpi, Aku coba tuk tegar dan kuat ..
di hadapanmu, kita sahabat ..
di hadapanNya kau yang Ku Harapkan,
Ana Uhibbuka Fillah :)
Indah nya >.< Nice share sob..
ReplyDeletejangan lupa berkunjung balik ke PRKu"